Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri
Dalam penelitian para praktisi yang menaruh perhatian pada masalah perkembangan otak dari sudut spiritual dan holistik, ada indikasi bahwa otak dan pikiran seorang manusia mengalami evolusi seperti halnya semua makhluk di dunia. Ini berarti suatu percepatan yang dikonversikan dalam masa-masa manusia mulai tumbuh sejak masih dalam bentuk janin di dalam rahim sampai telur, tumbuh dewasa, dan kemudian mati.
Masa-masa di dalam rahim dapat dikonversikan dengan masa pra-sejarah dan purba, di mana makhluk di muka bumi hanyalah dinosourus yang memiliki kemampuan mental rendah. Saat itu, janin memiliki kemampuan yang sangat terbatas, hanya insting untuk mencari makan dan reproduksi secara sederhana. Dalam perkembangannya, janin semakin pandai dan dapat merespons beberapa hal yang ditangkap oleh "rasa"nya.
Berbeda dengan beberapa binatang yang langsung mampu berjalan dan mencari makan begitu lahir, misalnya seekor anak ayam yang baru menetas dan langsung berjalan sambil mematuk-matuk mencari makanan, seorang anak manusia sama sekali tidak mampu berbuat apapun selain menangis dan bergerak-bergerak di tempatnya tergolek. Dia sepenuhnya mengandalkan orang lain untuk dapat meneruskan kiprah hidupnya. Bayi sangat tergantung pada ibunya dalam hal makan minum, ataupun berpindah tempat. Sedikit demi sedikit kemampuan si bayi berkembang. Mulai dari belajar tengkurap, miring, merangkak dan kemudian berjalan dengan kedua belah kakinya.
Refleks keseimbangan yang berada di otak manusia juga tidak begitu saja ada sejak lahir, melainkan berkembang perlahan, mulai dari yang paling sederhana. Begitu pula kemampuan verbal dan visualisasi, kemampuan yang tidak dimiliki ketika baru lahir berkembang perlahan. Akhirnya, manusia, memiliki kemampuan berpikir yang pang paling lengkap dan sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Dilengkapi dengan naluri dan emosi. Dianugerahi daya pikir yang berkarakter rasional, intuitif dan sekaligus imajinatif. Diberi kemampuan verbal dan konkret, sintetis, dan analitis.
Namun, semua kelengkapan itu tidak akan berkembang dengan latihan-latihan yang hanya mengmbangkan kekuatan dan koordinasi. Manusia membutuhkan latihan-latihan yang lebih halus untuk mengaktifkan seluruh kapasitasnya. Latihan jasmani dalam kegiatan ekstrakurikuler di pendidikan formal tidak cukup untuk mengajarkan berbagai kepandaian yang bersifat metaforis dan langsung berhubungan dengan saraf dan kelenjar penting dalam tubuh. Misalnya, tidak ada latihan yang mampu merangsang kelenjar pineal di dalam otak.
Pada zaman dahulu, orang-orang tertentu sudah menemukan adanya hubungan erat antara latihan relaksasi dan bangkitnya keasadaran supra seseorang. Di antaranya adalah latihan-latihan dalam konsep yoga asana. Dalam konsep ini, diterapkan suatu latihan fisik, tetapi langsung berpengaruh pada pikiran dan jiwa/roh. Latihan-latihan ini tidak menimbulkan kekuatan jasmani secara langsung, tetapi membangkitkan kekuatan lain yang sesungguhnya jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan sekedar kekuatan jasmani yang terbatas.
Latihan-latihan mengembangkan kemampuan berpikir seimbang untuk anak-anak dalam buku ini akan diberikan dengan konsep Right Brain. Ini adalah konsep latihan fisik khusus untuk anak-anak yang bertujuan melatih dan mengembangkan anak secara holistik. Anak-anak diajak berkelana ke dunia yang penuh imajinasi dan mengenal perjalanan pertama ke dalam tubuhnya sendiri.
Mulailah dengan bercerita tentang kisah kelahiran manusia. Manusia datang dari dalam tubuh manusia lain yang disebut ibu. Ini adalah peristiwa yang penuh keajaiban dan menjadi bukti adanya zat tertinggi yang diistilahkan sebagai Tuhan. Mintalah anak-anak untuk mendengarkan dongeng ini dengan memejamkan mata. Posisi duduk melingkar dengan pembimbing berada di tengah-tengah mereka untuk menimbulkan suasana kesatuan dan kedekatan. Dengan cerita yang penuh fantasi itu, biarkan anak-anak bermain dengan theatre of mind-nya.
Carilah ruangan yang tenang, bersirkulasi udara baik dan sejuk. Beri latar belakang musik instrumental yang tenang.
Orang tua perlu berlatih agar cerita bisa mengalir dengan baik dengan intonasi yang jelas. Biarkan anak-anak dalam posisi yang paling rileks dan memejamkan mata. Latihan ini bisa berlangsung selama 30-45 menit. Apabila berhasil, buat anak-anak, waktu selama itu akan terasa pendek dan cepat.
Apabila cerita yang disuguhkan begitu memukau dan suasana tetcipta dengan baik. Anda telah membawa anak-anak berkelana dengan kesadaran supra ke dalam suatu kehidupan. Mungkin saja, ketika cerita disampaikan, tercapai suatu kondisi yang disebut frekwensi Alpha atau bahkan theta. Sedetik atau dua detik berada dalam kondisi Alpha atau Theta merupakan pengalaman berharga dalam kehidupan anak anda. Ini adalah kondisi kehidupan optimal di mana semua sistem pertahanan diri dan kekebalan tubuh bekerja secara maksimal. Mungkin saja, kondisi yang hanya sesaat itu bisa menghasilkan suatu keajaiban pada kesehatan ataupun kecerdasan kesadaran anak-anak.
Setelah latihan di atas selesai, biarkan anak-anak menikmati relaksasi dalam posisi tidur telentang dan dal kondisi kendur. Ajaklah mereka untuk berposisi seperti itu selama beberapa menit dan mintalah mereka untuk belajar membiarkan pikiran bebas merdeka. Namakan latihan ini "menonton pikiran". Sebelumnya gambaran kepada mereka bahwa pikiran kita seperti sebuah pesawat televisi dan kita akan berlatih menonton televisi pikiran itu. Apa saja yang sedang kita pikirkan akan tergambar dengan jelas pada layar televisi pikiran kita. Kita cukup merebahkan tubuh dan menontonnya secara diam-diam, tanpa mengomentari atau menghakimi apa saja yang terlihat.
No comments:
Post a Comment