Monday, April 30, 2018

CARA BERTERNAK IKAN PATIN

Cara Budidaya Ikan Patin

Kebutuhan masyarakat akan ikan semakin meningkat. Oleh karena itu, sangat wajar jika usaha perikanan air tawar harus dipacu untuk dikembangkan. Usaha budidaya dibidang perikanan air tawar memiliki prospek yang sangat baik karena sampai saat ini ikan konsumsi, baik berupa ikan segar maupun bentuk olahan, masih belum mencukupi kebutuhan konsumen sebagai contoh ikan patin. Ikan patin merupakan salah satu ikan air tawar yang memiliki peluang ekonomi untuk dibudidayakan. Budia daya ikan paton masih perlu diperluas lagi, karena pemenuhan atas permuntaan ikan patin masing-masing kurang.

Saai ini ikan patin menjadi salah satu komoditas unggulan di bidang perikanan. Ikan air tawar yang memiliki warna putih keabu-abuan ini, memiliki cita rasa yang khas dan mengandung protein cukup tinggi. Ikan patin disukai banyak orang karena dagingnya yang lembut dan rasanya yang khas digemari oleh masyarakat luas. Biasanya ikan patin untuk dikonsumsi segar maupun dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan pempem, nugget, dan produk olahan perikanan lainnya. Daging ikan patin memiliki kandungan kalori dan protein yang cukup tinggi, rasa dagingnya khas, enak, lezat, dan gurih. Ikan patin dinilain lebih aman untuk kesehatan larena kadar kolesterolnya rendah dibandingkan dengan daging ternak. Protein daging ikan patin cukup tinggi yaitu 17%. Daging ikan patin tebal dan tidak banyak duri, dan berat ikan rendemennya dapat mencapai sekitar 50-50%.

Ikan patin tidak memiliki sisi dan tergolong dalam kelompok catfish. Ada yang menyebut ikan patin denfan lele Bangkok. Di beberapa daerah ikan patin memiliki nama yang berbeda-beda diantara lain ikan Jambal, ikan Juara, Lancang dan Sodarin.

Tekhnik budidaya ikan patin sebenarnya relatif mudah, sehingga tidak perlu ragu jika berminat menekuni budidaya ikan patin. Pada awalnya pemenuhan kebutuhan ikan patin hanya mengandaljan penangkapan dari sungai, rawa atau danau sebagai habitat asli ikan patin. Seirinf dengan meningkatnya permintaan dan diminati masyarakat, ikan patin mulau dibudidayakan di kolam, keramba maupun bak dari semen. Permintaan ikan patin yang terua meningkat memberikan peluang usaha bagi setiap orang untuk menekuni usaha dibidang budidaya ikan patin ini. Dengan permintaan yang demikian meningkat jelas tidak mungkin mengandalkan tangkapan alam, tetapu perlu budidaya ikan patin secara lebih intensif.

Budidaya ikan patin banyak dipilih para pelaku bisnis, karena masa pemeliharaannya lebih cepat dibandingkan dengan budidaya lainnya. Sehingga biaya produksinya juga tidak terlalu tinggi.

Kebutuhan pakan yang dibutuhkan untuk budidaya patin juga terbilang cukup mudah. Untuk burayak patin bisa diberi pakan artemia, sedangkan untuk ikan yang lebih besar bisa diberi pakan cacing sutera.

Sementara untuk meningkatkan gizi indukan ikan patin, bisa ditambahkan pakan berupa daging keong yang dicampur dengan vitamin E dan minyak jagung. Keong juga sering digunakan sebagai pakan alternatif, terurama di bulan paceklik pakan. Namun disamping untuk mengurangi biaya produksi, campuran tersebut juga berfungsi merangsang induk untuk bertelur.

Perawatan budidaya ikan patin terbilang lebih mudah dibandingkan budidaya lele, bahkan pakan ikan patin dapat memanfaatkan limbah rumah tangga yang tidak mengandung minyak. Disamping itu kemampuan ikan patin untuk berproduksi juga cukup tinggi, seekor induk yang subur dapat bertelur 200.000 butir telur awtiap 6 bulan sekali.

Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan patin, yang sering menjadi kendala adalah munculnya jamur dan bakteri yang menyebabkan turunnya kualitas ikan. Biasanya untuk mencegahnya para petani patin menjaga sanitasi air, dan mengurangi pemberian pakan yang terlalu banyak.

Selain itu suhu yang terlalu dingin juga mempengaruhi buruk bagi perkembangan telur patin. Oleh karena itu para petani memasang heater atau penyimpanan aquarium inkubasi di dalan ruangan agar terhindar dari suhu ekatrim. Sedangkan bagi ikan patin yang sudah cukup besar, kendalanya adalah persediaan pakan cacing sutera yang masih kurang. Pasokan cacing sutera tidak rutin karena belum bisa dikembangbiakan, sehingga tergantung hasil penangkapan dari alam. Untuk mengatasinya, petani ikan patin mengganti pakan dengan limbah peternakan berupa usus ayam.

Strategi pemasaran yang bisa dilakukan para pembudidaya ikan patin, yaitu dengan membedakan target pasar. Pemasaran ini dilakukan dengan menjual ikan patin berdasarkan umurnya. Misalnya untuk keperluan pemasok benih, ikan patin bisa dijual ketika berusia 20 hingga 50 hari. Untuk kebutuhan konsumsi, ikan patin dijual saat berusia 7 bulan. Sedangkan untuk permintaan indukan, ikan patin biasa dijual setelah berusia 2 tahun. Dengan membedakan target pasar masin-masing, menjadikan strategi pemasaran ini cukup efektif, karena dapat menjangkau tiga jenis konsumen sekaligus.

Promosi selanjutnya dapat dilakukakn dengan pemasaran melalui mulut ke mulut, demgan promosi tersebut informasi mengenai keberadaan usaha anda dapat tersebar luas. Menjalin kerjasama dengan pedagang ikan segar di pasar, serta pelaku bisnis makanan seafood juga bisa dilakukan untuk membantu pemasaran ilan patin usia konsumsi.

No comments:

Post a Comment