Sunday, April 29, 2018

BERWISATA DI DUNIA ARWAH ATAU ROH

BERWISATA DI DUNIA ARWAH ATAU ROH

Proses komunikasi dengan arwah itu lebih sulit dan rumit daripada yang diperkirakan orang-orang spiritualis (pengikut teori arwah). Salah satu tantangan besar terhadap kenyataan spiritualisme (teori arwah) yang dikemukakan di masa lampau adalah bahwa adalah sekiranya teori itu benar, haruslah lebih banyak orang yang berkomunikasi dengan arwah daripada yang terjadi seperti sekarang.  Dan dari ribuan orang yang meninggal lebih banyak yang kembali daripada yang melakukan itu lewat medium (perantara) komunikasi. Jawaban dari para pengikut teeori arwah, bahwa dalam kenyataannya jumlah orang yang mampu menjadi perantara komunikasi dengan arwah sedikit sekali. Dan harus ada kondisi batin  tertentu yang memungkinkan arwah ituu berkomunikasi lewat perantara.

Selain itu seorang medium atau perantara harus siap di tempat ketika upaya komunikasi itu dilakukan. Dalam beberapa hal, penerima pesan harus siap sedia sebelum pesan itu dapat diberikan dengan baik. Dengan kata lain pemancar dan penerima harus menjulurkan tangan batinnya pada waktu yang sama, sebelum mereka dapat berhubungan melewati "Samudra Agung". Bila hanya satu pihak yang melakukan itu, pastilah ia gagal mencapai dunia lain.

Para peneliti ilmiah mengenai teori arwah sering mengemukakan, bahwa kenyataannya harus dibuktikan dulu kebenarannya sebelum mereka dapat meneruskan penelitiannya. Misalnya, bila ada roh yang menulis tentang sesuatu hal lewat seorang perantara (medium) yang berada dalam keadaan tak sadar diri, maka roh itu memberi pesan lewat penulisan otomatis. Setelah fakta diakui, maka penelitian tentang kasus itu baru dapat dimulai, dan pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dijawab :

Sejauh mana roh medium terlepas dari badan sewaktu terjadinya komunikasi ? Beberapa aktivitas roh medium sewaktu terjadi komunikasi ? Apakah kecerdasan yang berkomunikasi itu mempengaruhi otak dan pusat syaraf medium secara langsung atau secara tidak langsung? Bila terjasi secara alangsung batin mana yang dipengaruhi roh itu, dan bagaimana caranya? Bila roh komunikator dalam hidupnya merupakan orang yang pintar mengkhayal dan punya ingatan baik, apakah faktor ini dapat membantu ia dalam proses komunikasi? dan bagaimana?

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu, mungkin belum bisa terjawab dengan memuaskan dalam waktu beberapa tahun mendatang. 

Mengapa roh sulit Diajak komunikasi ?
Mari kita sebutkan beberapa kesulitan yang mungkin  harus dialami roh, dalam menyampaikan pesan lewat medium kepada orang yang masih hidup, ada bukti yang menunjukkan bahwa proses komunikasi itu sulit dilaksanakan karena ketika roh itu mendapat kontak dengan seorang medium dan mulai memancarkan pesannya, ia menjadi makin kehabisan tenaga dan tercekik oleh suara atau atmosfrer padat yang harus ia gunakan untuk mengontak. 

Dalam beberapa contoh kasus sering kita baca, bahwa roh itu harus memutuskan kontak beberapa kali guna memperkuat dirinya. Setelah itu kembali berkontak lagi dalam keadaan segar guna meneruskan komunikasi. Mereka mengalami dalam mengkonsentrasikan pikirannya secara berkesinambungan selama proses komunikasi. Ini tidak berarti bahwa biasanya mereka berada dalam keadaan kacau. Tapi biasanya pikiran mereka mulai melayang -layang seperti mengigau sewaktu berkontak dengan perantara. Oleh karena hal inilah, maka kebanyakan pesan itu sering melemah dan gegabah serta menjadi tidak jelas.

Sebab-sebab pesan menjadi tidak jelas

perihal ketidakjelasan ini sering salah dimengerti. banyak orang yang menanyakan mengapa roh itu sekiranya benar-benar berkomunikasi dengan baik, tidak menceritakan hal-hal yang lebih penting daripada biasa mereka lakukan. Namun sebenarnya hal ini tidak betul seluruhnya. Percakapan roh orang yang masih hidup, setiap hari juga tidak sepenting seperti semestinya. Selain itu orang-orang terbiasa menunjukkan kejadian-kejadian yang remeh sebagai sarana untuk memperkenalkan dirinya. lagi pula kejadian remeh itu ternyata baik sekali guna dipakai sebagai tanda pengenal diri, sedangkan ungkapan fisafat agung tidak bisa digunakan sebagai tanda  pengenal diri karena sifatnya yang umum. Pesan yang remeh dan khas itu, dapat meyakinkan penerima pesan mengenai identitas pemberi pesan. Namun, tidak kurang jumlah kasus yang menandai roh memberikan pesan dan ungkapan berisi kebenaran filsafat , ilmiah serta keagamaan yang besar nilainya, Hal itu tergantung dari tingkat pengetahuan roh itu sendiri ketika masih hidup di dunia.

Pengaruh Organisme Medium

Sebab lain yang membuat komunikasi menjadi sulit adalah roh yang berkomunikasi tidak terbiasa dengan organisme badan medium. Kita semua memiliki kebiasaan mental dan fisik yang kita bentuk sendiri, maka lebih mudah bagi kita untuk melakukannya beberapa kali. Seandainya roh anda dengan mendadak dimasukkan ke dalam badan akan mengalami kesulitan dalam menjalankan badan itu guna memperoleh hasil sebaik-baiknya. Misalnya dalam berfikir dengan tenang, berbicara dan menulis jelas dalam menyatakan pikiran anda.

Kesulitan inilah yang dialami roh saat berkomunikasi dalam menghubungi kita lewat badan-badan yang asing bagi mereka. Banyak dari kebiasaan medium merayap ke dalam pesan-pesan itu mirip dengan bahasa yang digunakan medium. Ini membuktikan, bahwa terpaksa menggunakan badan medium sebisa-bisanya selama proses komunikasi.

Simbol-simbol sangat diperlukan

Kesulitan lainnya bahwa kondisi di sebelah sana, pastilah jauh berbeda dengan kondisi yang ada saat ini. Hal ini harus mereka sampaikan dengan bahasa yang tak langsung dan simbolis. Bila anda harus menerangkan sebuah warna kepada seorang yang buta. Anda akan menemui kesulitan besar dalam upaya anda. Sekiranya anda harus menerangkan perasaan anda ketika dilakukan tes psikometri kepada seorang yang belum pernah mengalaminya, akan anda temui kesulitan yang sama besarnya. Oleh karena itu, roh-roh terpaksa banyak menggunakan bahasa simbol yang kelihatannya kurang  memuaskan bagi kita dalam menggambarkan kondisi hidup yang ada di sebelah sana.

Apa yang terjadi pada orang Setelah Kematian

Kesulitan-kesulitan ini lebih besar lagi pada waktu beberapa hari setelah jam kematian, terutama dalam hal mati karena bunuh diri mengatakan :
"Bahwa orang-orang yang baru meninggal, berada dalam keadaan sangat kacau dan tidak dapat berhubungan sama sekali. Ini merupakan hal yang lazim karena adanya kejutan dan renggutan maut itu. Maka roh itu tidak dapat menulis pada hari ke dua setelah saat kematiannya. Dalam sebuah kasus lainnya, roh dari seorang teman saya menulis yang kelihatannya dengan banyak kesukaran namanya, ditambah dengan kata "saya baik-baik saja.Selamat tinggal" pada hari ketiga setelah meninggal dunia.

Pada kesempatan lain, beberapa hari kemudian, teman saya yang berupa arwah itu menulis dua atau tiga kalimat dengan mengatakan, "Saya lemah untuk menyatakan pikiran dengan jelas". Dan beberapa hari kemudian dalam kesempatan yang sama ia menulis lebih jelas dan cukup tepat, sambil mendiktekan juga kepada madame Eliza mengenai pengalaman serta perasaannya ketika ia temukan dirinya di lingkungan yang baru. Komunikasi kedua roh tersebut, makin hari makin jelas dan di kemudian hari sering berkomunikasi lewat tulisan maupun lisan.  

   


No comments:

Post a Comment