Monday, April 30, 2018

PENDIDIKAN KESEHATAN SEKS REMAJA

Pendidikan kesehatan merupakan usaha untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif perihal kesehatan. Sebagai sebuah proses, pendidikan kesehatan berupaya agar masyarakat mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, bagaimana mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan, serta alternatif pengobatan ketika sakit. Setiap aktivitas pendidikan, termasuk pendidikan kesehatan, memerlukan komponen utama dalam rangka menjalankan proses kegiatannya, yaitu aktor atau tenaga kesehatan. Dalam konteks pendidikan kesehatan reproduksi remaja, aktor yang berperan melakukan promosi sebagai upaya memberikan pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi adalah pendidik sebaya.


Remaja adalah masa yang paling indah 

Pendidik sebaya adalah aktor yang berasal dari kelompok sebaya (pelajar, pemuda dan sebagainya) yang juga aktive dalam kegiatan sosial di lingkungannya. Berdasarkan acuan Depkes RI (2004:10-30), seorang pendidik sebaya setidaknya memiliki beberapa karakteristik. Pertama, memiliki kemampuan berkomunikasi secara baik dan mampu memengaruhi teman sebayanya. Kedua, memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, hukum, agama serta peraturan perundang-undangan mengenai kesehatan reproduksi. Penguasaan akan pengetahuan tersebut dirasa penting dalam rangka memerankan memetakan permasalahan yang muncul perihal kesehatan reproduksi serta sebagai refrensi alternatif solusi pemecahan masalah. Ketiga, mempunyai hubungan pribadi yang baik serta memiliku kemampuan untuk mendengarkan pendapat orang lain. Karakteristik ketiga ini menjadi sangat penting karena selain sebagai pendidik, pendidik sebaya juga berperan sebagai konselor sebaya. Keempat, mempunyai perilaku yang cinderung tidak menghakimi. Kelima, mempunyai rasa percaya diri dan sifat kepemimpinan. Keenam, mampu melaksanakan pendidikan kelompok sebaya sesuai prosedur yang telah ditentukan.

Pada awalnya ada delapan siswa, dan pada perkembangan selanjutnya, pendidik sebaya dipilih oleh kakak kelas dan diketahui oleh guru pendamping. Masing-masing kelas dipilih dua orang, juga dimungkinkan satu kelas terdiri labih dari dua pendidik sebaya karena ada beberapa siswa yang secara sukarela ingin bergabung sebagai pendidik sebaya tanpa melalui proaes pemilihan. Semua pendidik sebaya yang telah dipilih disahkan oleh kepala sekolah melalui surat tugas. Pemilihan siswa sebagai pendidik sebaya didasarkan atas beberapa pertimbangan, antara lain memiliki karakteristik dan kepribadian yang baik, dapat dipercaya, mudah bergaul, komunikatif, memiliki prestasi akademik yang bagus, serta memiliki jiwa kepemimpinan dan keorganisasian.

Pendidik sebaya dalam menjalankan aktivitas pendidikan keaehatan reproduksi remaja tentunya tidak berjalan sendiri, mereka mendapat dukungan dari sekolah, terutama guru pendamping. Guru pendamping yang tergabung dalam tim terdiri dari empat orang, yaitu guru biologi selaku koordinator program, serta dibantu oleh guru BK, Agama islam dan Penjaskes. Di samping guru pendamping, dalam menjalankan aktivitas program juga bekerja sama dengan beberapa stakeholder, antara lain Polsek, Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan PKB.

Tidak hanya sekedar pendidika dan konseling semata, namun juga ditunjang dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan ketrampilan hidup pendidik sebaya, diantaranya keterampilan kepemimpinan, kewirausahaan, dan komunikasi interpersonal. Kesemuanya itu diberikan agar pendidik sebaya tidak hanya memiliki keterampilan konseling semata, namun juga mampu mengembangkan potensi diri menuju kemandirian hidup. Dengan demikian, selepas tidak berperan lagi sebagai pendidik sebaya, mereka mampu mandiri secara sosial maupun ekonomi.

Semua informan yang berhasil diwawancarai mengakui bahwa banyak manfaat yang mereka peroleh ketika aktif sebagai pendidik sebaya. Misalnya, dia merasa mendapat pengetahuan baru yang selama ini belum pernah dia peroleh sebelumnya. Selain itu, banyaknya siswa yang aktif sebagai pendidik sebaya menjadikan memiliki banyak teman, tidak hanya teman satu sekolah, namun juga dari sekolah lain. Dengan banyak mengenal banyak orang, pendidik sebaya mengaku akan semakin banyak belajat tentang karakteristik seseorang, dapat mengembangkan kemampuan berkomunikasi, serta lebih percaya diri. Manfaat lain ketika aktif menjadi pendidik sebaya adalah ketika aktif berdiskusi untuk memecahkan masalah kesehatan reproduksi, mengikuti berbagai perlombaab, serta sering berkumpul dengan banyak teman.

Dengan menjadi pendidik sebaya, bisa merasakan manfaat yang besar, terutama dalam rangka membentuk karakter pribadinya. Pengetahuan tentang kesehatan reproduksi lambat laun mulai bertambah. Tidak hanya sebatas untuk dikonsumsi secara pribadi, namun juga bisa bermanfaat bagi orang lain. Apabila ada kasus yang menimpa orang lain, pendidik sebaya dapat memberuka alternatif solusi pemecahannya.

No comments:

Post a Comment