Sunday, April 29, 2018

JENIS PENYAKIT IKAN GURAME


Gurame yang sudah terjangkiti penyakit

Kehadiran parasit yang menimbulkan penyakit dalam kolam Gurami bukan merupakan berita baru. Hampir setiap kolam, baik yang dikelola dengan baik maupun yang kurang mendapat perhatian dari pemiliknya, pernah disinggahi parasit. Parasit biasanya akan berkembang pada kolam kolam yang subur, kolam yang kita harapkan bagi pertumbuhan dan pertambahan berat ikan. Memang , sekilas nampak koordinatif; di satu pihak kita mengharapkan dan mengupayakan kesuburan kolam semaksimal mungkin, di pihak lain justru tempat yang demikian itu memungkinkan parasit berkembang biak dengan leluasa. Kecemasan akibat kurangnya informasi yang mengupas tentang ikan gurami sering timbul di kalangan para pemula peminat budidaya ikan Gurami, yang sesungguhnya mengisyaratkan kepada kita bahwa sesungguhnya informasi tentang budidaya ikan dan hal yang terkait dengannya sangat dibutuhkan.

Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian kita lebih jauh, bekaitan dengan hal-hal yang memungkinkan satu jenis parasit berkembang dalam kolam budidaya ikan. sekalipundi atas telah disebutkan bahwa salah satu sebabnya adalah kesuburan kolam, namun bukan hanya itu, masih banyak faktor lain yang menunjang. Oleh karena itu jangan sampai kita buru-buru mengkambinghitamkan pemupukan - yang menyuburkan kolam dan khawatir kegiatan kita ini bakal dibuntuti oleh kehadiran parasit ikan.

hal-hal yang menunjang pertumbuhan parasit dalam satu kolam antara lain adalah : makanan, kepadatan ikan yang tinggi dan kualitas air yang jelek. Masing-masing dapat dijabarkan sbagai berikut : apabila dalam satu kolam ditebarkan ikan dalam jumlah yang lebih banyak dari biasanya (kepadatan tinggi) dengan jumlah makanan yang diberikan tidak mencukupi, maka ada kemungkinan ikan-ikan tersebut terserng penyakit. Apabila jika kualitas air yang jelek, maka lengkaplah peluang ikan terserang penyakit. Sedangkan air yang subur sbagai media berkembangnya penyakit mungkin memang sudah menjadi sifat alamnya. Mereka akan tumbuh pada tempat-tempat yang subur pada jaringan hidup ataupun mati. Upaya kita untuk mencegah perkembangbiakannya tentu tidak dapat dengan memutuskan kegiatan pemupukan kolam. Sebab hal itu masih dibutuhkan untuk menyediakan makanan alami bagi ikan. Jalan yang terbaik adalah dengan memutuskan siklus hidup parasit ini pada setiap periode tertentu, misalnya setiap kali panen ikan atau setiap kegiatan pendederan ikan. Masih banyak cara lain lagi seperti telah diuraikan pada bab-bab terdahulu.
Beberapa parasit yang sering hadir dan ditemukan di kolam-kolam gurami antara lain :

- PENYAKIT JAMUR
- PENYAKIT BINTIK PUTIH
- PENYAKIT GATAL
- PENYAKIT CACING JANGKAR
- PENYAKIT KUTU IKAN
- PENYAKIT CACAR

A) Peyakit Jamur : Jamur menyerang induk, benih-benih ikan dan telurnya. Jamur hadir sebagai akibat dari penyakit lain atau ikan sudah terluka terlebih dahulu.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Saprolegnia. Ikan yang terserang penyakit ini  akan ditumbuhi benang halus seperti kapas berwarna putih pada tubuhnya. Kadang-kadang juga berwarna putih kecoklatan. Apabila tidak segera ditangani ikan akan kurus dan lama-kelamaan ikan akan mati.
Bebeapa saran dan nasehat untuk menghindari serangan jamur ini adalah

  1. Menjaga kebersihan kolam dan mengupayakan kualitas air-baik air yang masuk ataupun air yang berada di dalam kolam itu sendiri.
  2. Menghindari setiap penanganan (handling) yang bisa menyebabkan ikan mengalami luka-luka.
  3. Hidarkan ikan dari suhu yang rendah (dingin). Pada ikan yang yang sudah terserang parasit bisa diberikan obat "Malachytgreen Oxalate (MGO). Dan ini juga berlaku untuk telur-telurnya.
Malachytgreen Oxalate (MGO)

B) Penyakit Bintik Putih : Penyakit Bintik Putih disebabkan oleh prozoa yang sangat kecil ukurannya bernama "Ichthyopthirius mulufilis foquet". Begitu kecilnya sehingga protozoa tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Ikan yang diserang Penyakit ini badannya tampak bintikk-bintik erwarna putih. Protozoa ini menjadi parasit yang sulit ditembus larutan obat. Mereka menyerang ikan di bawah selaput lendir ikan yang sebagaimana kita ketahui merupakan benteng pertahanan utama bagi ikan, sehingga apabila kita ingin efektif menggunakan obat untuk memberantasnya, tidak bisa tidak kita haus merusak selaput lendir ikan ini. Untunglah dalam siklus hidup protozoa ini mengalami paling tidak fase dan pada beberapa fase di antaranya mereka terpaksa meninggalkan tubuh ikan. Pada fase inilah sebenarnya obat diharapkan bisa menghancurkan atau paling tidak pada saat petahannya tidak dalam kondisi puncak. Menurut Buthcer (1934) seperti diuraikan Dra. Rachmatun Suyanto kehidupan Protozoa ini dijalani dalam 4 fase yang berbeda yaitu :
1. Fase parasiter : ketika menempel pada ikan, tersembunyi dalam lapisan lendir ikan, agak sulit ditembus larutan obat.
2. fase pre-cyste : Pada saat melepaskan diri dari ikan dan telah dewasa namun belum bisa membentuk cyste. Pada fase inilah mereka tidak begitu kuat pertahannya dan paling efektif bila dibantai dengan larutan obat.
3. Fase cyste : Terjadi proses pembelahan diri. Pada saat ini sulit ditembus obat karena sterbungkus dinding lendir. Pada fase ini biasanya mereka  melekat pada suatu benda dalam air. Oleh karenanya pengobatan yang dilakukan pada fase ini kurang memberikan hasil yang menggembirakan.
4. Fase Post-cyste : Fase ini di mana kawanan benih protozoa ini keluar dari cyste. Dengan kondisinya yang masih lemah mereka mudah mati oleh obat, dan akan sangat efektif membantainya pada fase ini.

Selain menyerang tubuh dan sirip ikan ternyata protozoa ini juga gemar bercokol pada insang ikan. Dibandingkan  dengan ikan-ikan yang sudah besar ternyata benih- benih ikan lebih sering terserang oleh parasit ini. Berbeda dengan jamur yang menyerang ikan di kala ikan sudah mengalami luka. Maka protozoa penyebab bintik putih ini bisa menyerang ikan yang masih sehat, terlebih bila kualitas airnya jelek bagi ketahanan tubuh ikan.

Serabngan penyakit bintik putih pada ikan dapat diidentifikasi denagn memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :
Ikan berenang dengan tidak bersemangat dan sering menyembulkan moncongnya ke permukaan air. Ini mungkin karena yang diserangnya adalah bagian insang, sehingga ikan tersebut merasa kesulitan mengambil oksigen dalam air dan tersengal-sengalp pernafasannya. Pada sirip, bagian badan insang ikan terlihat bintik-bintik berwarna putih. Selain itu ikan juga sering menunjukkan perilaku aneh, yaitu sering menggosok-gosokkan badannya pada benda-benda keras atau di dasar kolam. Mereka sering berenang miring. Ikan yang terserang bintik putih acap kali badannya terlihat luka disertai pendarahan di sirip dan insangnya. Seperti telah disinggung sepintas di atas, sering kali serangan bintik putih, terutama jika sudah menyebabkan luka dan pendarahan, akan diikuti oleh kehadiran jamur Saprolegnia, sehingga akan bertambahlah penderitaan ikan-ikan kita. Oleh karena itu sebelum semuanya berlarut-larut maka harus cepat-cepat dicarikan obat penangkalnya.

Untuk mengobati ikan-ikan kita yang terserang penyakit bintik putih sekaligus mencegah menularnya serangan ini pada ikan-ikan lain, maka perlu diperhatikan cara pengobatan dan pencegahannya sebagai berikut :
1. Ikan-ikan yang terserang penyakit dikumpulkan dalam tempat tersendiri dalam air yang bersih dan diberi aerasi. Kemudian sediakan larutan obat dalam 1 meter kubik air bersih dengan mencampurnya dengan bubuk "Malachytgreen Oxalate" sebanyak 0,1 gram ditambah 25 ml larutan formalin. Setelah larutan obat ini tersedia, ikan-ikan yang terserang dapat dipindahkan ke dalamnya dan dibiarkan selama 12-24 jam. Jangan lupa memberinya irigasi untuk menjaga agar kualitas air tetap bagus. Setelah habis jangka waktu ini maka ikan bisa dipindahkan ke tempat yang bersih dengan air yang juga bersih. Bila pengobatan dirasakan masih kurang-parasit terlihat belum semuanya enyah-maka pengobatan dapat diulangi lagi 3 hari kemudian, dengan larutan obat yang baru. Jangan sekali-kali menggunakan obat larutan obat yang pernah digunakan, dan jangan pula melepaskan ikan-ikan yang belum sembuh benar ke dalam kolam karena bisa menularkannya kepada ikan-ikan lain yang sehat.
2. Selain dengan menggunakan larutan obat formalin yang dicampur dengan "malachytgreen oxalate" bisa juga dipakai methil biru dengan konsentrasi 1%.

Methil biru

Pertama-tama methil biru sebanyak 1 gram dilarutkan dalam air bersih sebanyak 100 cc untuk mendapatkan larutan baku dengan kadar 1%. Kemudian ikan-ikan yang terserang bintik putih dimasukkan ke dalam bak fiberglas yang bersih dan sudah diisi air. Ke dalam bak yang berisi air ini kemudian dimasukkan larutan baku methil biru 1% dengan ketentuan setiap 4 liter air diberi 2-3 cc. Jika volume fiberglas atau bak semen yang digunakan sampai 1 meter kubik, maka larutan yang digunakan sebanyak 0,5-1 liter larutan baku. Dengan penggunaan larutan methil biru yang tidak terlalu pekat ini maka ikan-ikan yang sakit bisa direndam selama sehari semalam dengan dilengkapi pompa udara. Pengobatan diulang 3-5 kali sampai ikan-ikan terbebas dari parasit ini. pengulangan pengobatan harus dengan menggunakan larutan obat yang lain dan sama sekali tidak boleh menggunakan larutan obat bekas dipakai.
3. Garam dapur (NaCl) ternyata cukup manjur juga untuk menyembuhkan ikan-ikan yang terserang bintik putih ini. Ikan-ika yang sakit bisa diobatidengan larutan garam dapur dengan konsentrasi 1-3 gram untuk setiap 100 cc air. Karena sifat garam dapur ini sangat peka terhadapikan -sekalipun gurami lebih tahan dengan air yang mengandung garam dapur maka pengobatan hanya boleh dilakukan selama 5-10 menit.
4. Untuk pencegahan pertama maka bisa dilakukan pemberokan ikan-ikan yang tersrang penyakit bintik putih dalam bak atau kolam kecil yang mengalir airnya. Dengan pergantian air yang rutin dan agak deras diharapkan protozoa yang tidak diundang ini menjadi tidak betah. Selain itu bisa juga dilakukan dengan mengurangi padat penebaran ikan dalam satu tempat. Dengan mengurangi populasi ikan sehingga sehingga tidak terlalu padat, diharapkan penularan penyakit ini dapat dihambat dan berlangsung lambat. Namun biasanya pencegahan ini kurang efektif jika tidak diimbangi dengan adanya usaha pengobatan, karena seperti kita ketahui ada beberapa fase di mana protozoa ini dengan kuat mencengkeram tubuh ikan. Walaupun demikian dengan hanya mengobati ikan yang sakit tanpa diiringi dengan mengurangi kepadatan penebaran dan sirkulasi air yang lancar tidak jarang pengobatan menjadi kurang efektif, karena sebentar kemudian mereka akan kembali dijangkiti penyakit bintik putih ini. Maka yang paling aman adalah apabila kita mau melakukan pencegahan dan pengobatan penyakit bintik putih dengan cara seiring dan sejalan. Dengan demikian selain kita bisa mengenyahkan penyakit yang mencoba mengusik ikan peliharaan kita, kita pun mampu menjaga jangan sampai ikan-ikan yang lain atau yang telah sembuh dari penyakit terserang untuk ke dua kalinya.

C) Penyakit Gatal :  Penyakit gatal disebabkan oleh sebangsa protozoa yang berlabel "Trichodina" Sebagia literatur menyebutnya sebagai Cyclochaeta domerguei. Ukurannya kecil sekali, hanya 15 mikron. Bentuknnya seperti lonceng jika dilihat dari samping dengan mikroskop. Parasit ini menempel dan bergerak di sepanjang permukaan badan ikan. Selain ditemukan di badan ikan dan sirip seperti halnya kedua parasit tadi, mereka pun menyerang insang bila ada kesempatan. Selain sebagai parasit yang mampu menyerang sendiian,tidak jarang "trichodina" ini menyerang bersama-sama dengan parasit lain. selain ikan gurami parasit ini dikabarkan juga menyerang species ikan tawar lain dan salah satu parasit yang kosmopolit karena ditemukan hampir di seluruh perairan.

Pada tahap awal serangan parasit ini tidak menunjukkan gejala-gejala yang khas, namun bila serangannya sudah serius, akan terlihat ikan-ikan yang diserang menjadi kurus dan gerakannya lemah. Ikan yang terinfeksi ini juga menderita gatal-gatal pada sekujur badannya dan selalu berusaha menggosok-gosokkan badannya pada benda-benda keras atau dasar kolam/bak. Akibat lebih lanjut dari serangannya sering kali terlihatpada tubuh ikan yang berubah warnanya menjadi pucat dan kadang-kadang menimbulkan pendarahan. Sekalipun tidak langsung mematikan ikan-ikan yang sudah dewasa, konon ikan ini mampu merenggut nyawa ikan-ikan yang masih kecil atau benih ikan.

Sedangkan pengobatannya adalah sebagai berikut :
1. Sediakan larutan "malachytgreen oxalate dengan dosis 0,1 gram bubuk MGO, dicampurkan dalam 1 meter kubik air bersih, dan ikan-ikan yang tersrang boleh dibiarkan selama shari semalam dalamlartutan tersebut. jangan lupa membersihkan aerasi saat pengobatan dan memindahkan ke dalam air bersih setelah selesai pengobatan.   
2. Jika tidak cukup waktu menunggu sampai 24 jam, maka bisa diobati kilat dengan larutan obat yang lebih pekat. Sediakan tempat bersih yang diisi 1 meter kubik air. Kemudian campurkan ke dalam air itu larutan formalin sebanyak 150-200 ml untuk mendapatkan larutan formalin untuk mendapaktan larutan formalin dengan kekuatan 15-20 ppm. Ikan yang sakit hanya boleh dicelupkan ke dlam larutan ini selama 15 menit. Bila lebih lama dari waktu yang diperbolehkan, kemungkinan besar ikan malah akan mati, bukan karena penyakit tapi karena tidak tahan terhadap obat yang agak pekat ini. Maka hati-hatilah!
3. Bisa dengan menggunakan larutan formalin dosis rendah  (1,5-2,5 ppm) yaitu campuran 15-25 ml formalin dalam setiap meter kubik air bersih selama 24 jam.

Larutan Formalin

4. Demi suksesnya pengobatan kita, maka setelah ini sembuh bisa kembali ditebarkan ke kolam atau tempat pemeliharaan lain dengan mengurangi padat penebaran agar agar tidak terlalu sesak.  Dengan begitu andaikata masih ada bibit  Trichodina yang tersisa di kolam tidak gampang menyerang ikan dan menular pada yang lain.

D) Penyhakit Cacing Jangkar : pada kolam-klam yang subur tidak jarang terlihat ikan gurami dihinggapi parasit semacam cacing yang menempel erat pada badannya. Cacing mempunyai semacam pengait yang memungkinkannya menempel dan menghisap cairan makanan dari dalam tubuh ikan. Sepintas lalu bentuknya memang memang lebih mendekati cacing. Namun sebenarnya mereka termasuk golongan Crustacea (udang renik). Cacing jangkar yang mempunya nama ilmiah Lernaea Cyprinacea nampak jelas dilihat dengan mata telanjang karena badannya yang cukup besar. Parasit yang sudah dewasa berukuran antara 9-10 mm. Yang jantan akan mati setelah kawin sedangkan betinanya menjalani kehidupannya dalam waktu yang cukup lama berkisar 21-25 hari.

Parasit cacing jangkar ini menyerang di sekujur tubuh ikan, mulai dari badan, sirip dan insangnya. Tidak jarang merekapun menempel di mata ikan.

Ikan gurami yang terserang parasit cacing jangkar ini akan menunjukkan gejala : badan kurus karena parasit ini menghisap cairan dalam tubuh ikan. Pada waktu bersamaan serangan dari cacing jangkar ini bisa menyebabkan infeksi sekunder, misalnya saja menyusul serangan oleh jamur, virus maupun bakteri. Dan kalau ini sampai terjadi pastilah ikan kita akan makin menderita dan akan semakin sulit kita menyelamatkannya. Jika ikan-ikan sudah terlanjur sakit, maka dapat ditempuh cara pengobatan sebagai berikut :

1. Buatlah larutan formalin 25 ppm yaitu dengan jalan mencampurkan lernaea dimasukkan ke dalam larutan obat dengan sistem celup dalam tempo yang tidak terlalu lama, sekitar 10-15 menit. Pengobatan diulang sampai 2 atau 3 kali dengan selang waktu 2-3 hari sampai mereka benar-benar terbebas dari cacing.

2. Untuk mengobati lernea di kolam dapat digunakan Dipterex atau Sumithion 50 EC dengan takaran 1cc/meter kubik air.

Dipterex atau Sumithion

3. Untuk mencegah agar mereka tidak bebas masuk ke dalam kolam, maka pada pintu pemasukan bisa dipasang filter tumpukan ijuk dan kerikil.Namun biasanya kalau penyaring (filter) ini langsung berada di depan pintu pemasukan air, aliran air akan lambat selain juga penggunaannya kurang efektif.Sebaikanya dibuatkan bak filter khusus yang mampu menampung menyaring air yang akan masuk ke dalam kolam. Saringan pada pintu air biasanya lebih ditujukan untuk ikan-ikan kecil seperti ikan seribu agar tidak masuk ke dalam kolam karena sering kali mereka membawa serta lernea ini.

E) PENYAKIT KUTU IKAN : kutu ikan ini tidak lain adalah binatang sebangsa udang renik yang disebut Argulus indicus. Bentuknya pipih dengan ukuran 6-7 mm pada kutu jantan hanya 4-5 mm kutu betina dan berwarna abu-abu. Kutu ikan sudah lama diketahui  parasiy yang banyak merugikan karena sifatnya yang menghisap cairan tubuh ikan.

Selain pada tubuh dan sirip ikan, tidak jarang mereka juga menyerang insang. Dengan alat penusuknya, mereka akan melukai tubuh ikan dan kemudian akan menghisap cairan tubuh dan darah dengan alat penghisapnya. Ikan-ikan yang terserang dapat dikenali, karena permukaan tubuh mereka ditempeli oleh udang renik berwarna abu-abu ini. Pada tahap awal mungkin parasit ini akan menyebabkan ikan menjadi kurusseolah-olah kurang makan, namun lama-kelamaan ikan bisa mati karena darah dan cairan tgubuhnya habis. Pada tahap awal serangannya, apabila jumlahnya baru beberapa ekor dan yang diserangnya induk gurami, mereka bisa diambil satu persatu dengan menggunakan pinset. Bila mereka menyerang induk dalam jumlah yang cukup banyak dan juga benih-benih yang berukuran tanggung, maka tidak ada jalan lain kecuali harus mengobatinya dengan larutan obat yang cocok.Untuk maksud itu bisa dipergunakan cara sebagai berikut :
1. Sediakan larutan garam dapur dengan konsentrasi 2% yaitu dengan cara mencampur sampai rata sebanyak 20 gram garam dapur (NaCl) ke dalam air 1 liter air bersih. Bila digunakan bak dengan



Garam Dapur (NaCl)

kapasitas 1 meter kubik, maka garam dapur yang diperlukan sebanyak 20 kg. Ikan-ikan yang dihinggapi parasit ini bisa dicelupkan dalam larutan obat selama 5 menit.

2. Bisa juga dipakai Dipterex dengan dosis 0,4 - 1  ppm dalam waktu 24 jam. Caranya ialah dengan mencampurkan sebanyak 0,5 - 1 ml dipterex ke dalam air 1 meter kubik air bersih.

3. Kalium Permanganat (KMnO4) atau Permanganat kalicus (PK) dapat juga dipakai untuk mengenyahkan parasit ini. Sediakan air bersih dalam bak semen atau fiberglas dan ukur volumenya. Buatlah larutan PK dengan dosis 100 ppm (dengan mencampur 100 gram bubuk PK dalam 100 liter air bersih) dan masukkan ikan yang sakit ke dalam larutan itu selama 10 menit.

F) PENYAKIT CACAR : Peyakit cacar umumnya menyerang gurami pada saat musim kemarau, di saat permukaan air dalam kolam turun. Penyebab penyakit cacar ini adalah bakteri. Mereka menyerang hampie semua jenis ikan hias air tawar.

Ikan yang terserang penyakit ini menunjukkan tanda-tanda sebagai berikut :
- Permukaan badan terutama perut, dada dan pangkal sirip berwarna merah dan berdarah.
- Kulit tampak melepuh dengan sisik hilang sebagian atau rusak.
- Insang rusak, warnanya berubah dari merah darah menjadi keputih-putihan atau keabu-abuan.
- Lendir banyak hilang sehingga tubuh terasa kasar dan gerakannya menghentak-hentak.
- Seluruh sirip tanpa kecuali tampak rusak dan pecah-pecah.
- Ikan lemah dan kurang nafgsu makan, keseimbangannya goyah dan gerakannya lamban.
- Usus rapuh dan hatinya berwarna kekuningan.

Ikan yang sudah parah biasanya tidak bisa disembuhkan dan harus dimusnahkan dengan jalan dibakar atau dikubur dalam-dalam. Bila belum terlalu parah bisa diobati yaitu caranya sebagai berikut :
1. Ikan-ikan yang sakit ditampung dalam wadah yang bersih (bak semen atau fiberglas) kemudian diberi larutan PK sebanyak 20 gram untuk setiap meter kubik air. Ikan-ikan diobati selama 30 - 60 menit dengan pengawasan penuh. Kemudia ikan dipindahkan ke dalam tempat yang bersih. Dan bila belum membaik juga, maka pengobatan dapat diulang 3-4 hari kemudian.

2. Induk-induk yang terkena serangan penyakit cacar ini bisa diobati dengan menyuntikkan menggunakan obat antibiotik Oxytetracylin HCL (misalnya Terramycin) dengan dosis 25 mg per Kilo gram berat induk. Penyuntikan bisa dilakukan pada punggung dan perut.

Terramycin

Bila ingin menyuntik pada perut perlu kehati-hatian ekstra karena salah-salah bisa menembus bagian dalam perut dan mengenai gelembung renang atau organ penting lainnya di dalam rongga perut. Yang dimaksudkan penyuntikkan pada bagian perut ini adalah penyuntikan pada otot atau daging perut. Sedangkan penyuntikan pada bagian punggung lebih mudah dilakukan karena kita tahu daging atau otot daerah punggung lebih tebal.   

2 comments:

  1. Itu ikan yg digambar kena penyakit apa mas?

    ReplyDelete
  2. Itu ikan yg sudah mati kayaknya pucet gt warnanya

    ReplyDelete